Minggu, 31 Mei 2009

Barangsiapa Mengenal Dirinya, Maka dia Mengenal Tuhannya

Bismillahir Rahmanir Rahim

Pada hari Sabtu, 23 Mei 2009, aku mencoba mengirimkan message pada millist Flexi RohisBoo, isinya adalah Rasul SAW bersabda : "Barangsiapa mengenal dirinya, maka dia mengenal Tuhannya".

Pada hari Selasa, 26 Mei 2009 ada yang mengirimkan message pada flexiku menyampaikan bahwa pernyataan di atas itu bukan hadits, tapi pernyataan filusuf. Sedang aku menerima pengetahuan dari guruku bahwa itu adalah hadits. Jadi aku menjawab "Terima kasih kalau anda meyakini itu adalah perkataan filusuf. Saya lebih meyakini itu adalah hadits". Rupanya dia kurang puas dengan jawabanku, dia mengirim message lagi yang berbunyi "Kalau memang anda meyakini itu hadits, tolong sebutkan riwayat siapa? Saya akan check di KUTUBUSITT'AH atau KUTUBUTIS'AH. Jazakumullah".
Akhirnya aku berusaha mencari jawaban siapa periwayat dari hadits di atas yang dalam bahasa arabnya adalah "Man 'Arafa Nafsahu, Faqad 'Arafa Rabbahu". Kuhubungi beberapa teman yang bisa mencarikan dalam kitab-kitab berbahasa Arab. Sementara aku juga berusaha mencarinya dalam internet.
Alhamdulillah ada seorang teman yang kupanggil Ustad (Sdr. Iin Indrawan dari Jakarta) mengirimkan message bahwa dalam kitab Tamyizutthoyyib Minal Khobits Fima Yadurru Ala Alsinatinnasi Minal Hadits, karya Imam Abdurrahman Assyibani AsSyaf'i, Assamani berkata ucapan tersebut tidak dikenal sebagai hadits marfu yang sampai kepada Nabi, ia hanyalah ungkapan dari Yahya bin Muadz Ar-Razy (Orang yang suka memuji lagi bersyukur, menerima apa adanya lagi penyabar, seorang juru nasihat lagi banyak berdzikir, seorang yang zuhud lagi Arif). Imam Nawawi berkata hadits ini tidak shahih, innahu laysa bitsabit (maksudnya tidka sampai kepada Nabi). Dala kitab lain yaitu : Asnal Matholib Fi Ahadits Mukhtalifail Marotib karya Syeikh Abdurrahman Albayruthy disebutkan Imam Nawawi berkata ungkapan itu bukan hadits tetapi ucapan Abu Said Al Khorroj atau Yahya bin Muadz Ar-Razy.
Seorang Sahabat (Habib Ridho Al-Gadri dari Sorong Irian Jaya) juga mengirimkan message bahwa Imama Nawawi mengatakan innahu laisa bitsabit dikatakan dari Yahya bin Muadz Arrazi, hanya Syeikh Muhyiddin bin Arabi mengatakan ini hadits shahih bagi kami sufiyah melalui kasyaf. Ada juga yang mengatakan Maudhu'.
Sementara dari internet, aku menemukan keterangan bahwa dalam kitab Kimiya-i Sa'adah (Kimia Kebahagiaan) karangan Al-Imam Ghazali menjelaskan bahwa pernyataan "Barang siapa mengenal dirinya, ia akan mengenal Tuhannya” itu adalah hadits Qudzi. Beliau mengatakan bahwa tujuan hidup adalah untuk mengenal hakikat diri. Sementara Imam Gazali mendapatkan predikat Hujjatul islam dari Ulama Syariah bukan ulama tasawuf, artinya syariah beliau diakui. Artinya tak ada keraguan dalam jalan yg beliau tempuh Insya Allah. Demikian pula nasehat beliaupun Insya Allah berguna pula untuk kita semua.
Dari beberapa keterangan yang aku dapatkan akhirnya bisa kuputuskan bahwa kata-kata "Man 'Arafa Nafsahu, Faqad 'Arafa Rabbahu" adalah hadits, bukan perkataan filusuf. Bahwa hadits itu tidak tercatat dalam kitab-kitab Hadits Shahih seperti Bukhari & Muslim, tidak melemahkan kedudukan pernyataan itu sebagai hadits. Karena kebenarann hadits tidak terdapat dalam tulisan. Kebenaran hadits terdapat dalam dada para ulama (al-'Ilmu Fi Al-Sudur). Terdapat dalam dada para Guru Suci. Dan pernyataan itu sebagai hadits telah disebutkan oleh Imam Al-Gazhali & Syeikh Muhyiddin bin Arabi.

6 komentar:

Unknown mengatakan...

“Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka sungguh dia akan mengenal Rabb (Tuhan)-Nya”.
Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah- dalam Adh-Dha’ifah (1/165) berkata, “Hadits ini tidak ada asalnya” [Adh-Dha’ifah (1/165)]. An-Nawawiy berkata, “Hadits ini tidak tsabit (tidak shahih)”Al-Maqashid (198) oleh As-Sakhowiy]. [

As-Suyuthiy berkata, “Hadits ini tidak shahih” [Lihat Al-Qoul Asybah (2/351 Al-Hawi)].

Ringkasnya, hadits ini merupakan hadits palsu yang tidak ada asalnya. Oleh karena itu, seorang muslim tidak boleh mengamalkannya, dan meyakininya sebagai sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Jangan-jangan Yahya bin Muadz Ar-Razy mengutipnya dari perkataan Yesus dalam Injil Thomas : " ketika kalian semua mengenali diri kalian saat itu kalian akan menjadi mengerti (Arifin) … "

muhammad yudha syaputra mengatakan...

masa sih ohhh yeh

ms jaya mengatakan...

Terima kasih atas keterangannya...

Yahdi mengatakan...

Sejak dulu sudah ada perdebatan antara pengikut sufi dengan yg menolak sufi. Antara Gazali dengan Ibn Taimiyah. Sampe skrng pun gak bakal ketemu. Yg sufi menolak Albani, yg anti sufi merujuk ke Albani. Sudahlah masing2 saja, kalian yg anti sufi jangan suka menghakimi sesat. Astaghfurllah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...
Banyak2 istighfar, jangan suka menuduh, berdamailah, Insha Allah rahmat Allah selalu bersama kita...
Wallahualam...