Senin, 15 Desember 2008

Mengapa Nenek Moyang .....

Setelah shalat Magrib malam Senin (aku lupa tanggalnya), anakku Novel memintaku untuk membelikannya dasi buat ke sekolah besok pagi. Aku terkejut, karena telah berjanji padanya akan membelikannya pada hari Sabtu (1 hari sebelumnya). Lantas aku bergegas melepas sarungku, kopiah dan memakai celana, ambil jaket dan topi. Kemudian aku ambil kunci motor dan aku ajak Si Novel untuk berangkat ke toko tempat menjual pakaian sekolah. Aku tidak pakai helm, karena toko itu tidak terlalu jauh dari rumahku.

Dalam perjalanan Si Novel bercerita tentang pelajaran di sekolah. Bagaimana dia telah mengisi ulangan yang diberikan gurunya. Salah satunya adalah pertanyaan tentang nenek moyang umat manusia. Si Novel menjawab Nabi Adam. Kemudian dia melanjutkan dengan bertanya padaku "Ded, mengapa Nabi Adam disebut 'Nenek Moyang' bukan 'Kakek Moyang'? Pertanyaan seorang anak kecil yang lugu, namun pertanyaan ini juga membuat aku kebingungan menjawabnya. Sempat aku tertawa kecil, karena kelucuan pertanyaan itu. Tapi pertanyaan yang lucu ini juga telah membuatku tak berkutik, karena aku tak bisa memberikan jawaban yang pas.

Dia melanjutkan "kan nabi Adam seorang laki-laki, mengapa disebut nenek bukan kakek". Sebuah penjelasan yang mengakibatkan pertanyaan itu muncul. Aku cuma menimpali yang disebut nenek moyang kan tidak hanya Nabi Adam tapi juga Siti Hawa. Jadi yang dimaksud nenek moyang adalah Nabi Adam & Siti Hawa. Jawaban ini adalah untuk menutupi ketidaktahuanku tentang jawaban yang pas untuk pertanyaan itu. Dalam hati aku juga ingat adanya Ibu Kota, tidak ada Bapak kota. Adanya Ibu Pertiwi, tidak ada Bapak Pertiwi.

Adakah rekan-rekan pembaca bisa membantuku menemukan jawaban yang tepat?